Sumber Mulya, Lamandau – Dalam rangka Evaluasi Perkembangan Desa dan Lomba Desa Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025, Desa Sumber Mulya tampil membanggakan sebagai wakil Kabupaten Lamandau. Mengusung tema “Ketahanan Pangan”, desa ini menghadirkan berbagai terobosan di bidang pangan, pelayanan digital, kesehatan, hingga penguatan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata lokal.
Ketahanan Pangan Mandiri: Pertanian, Perikanan, dan Peternakan
Masyarakat Desa Sumber Mulya aktif mengembangkan pertanian sayuran, budidaya ikan nila, serta peternakan kambing dan sapi sebagai langkah strategis menjaga ketahanan pangan mandiri. Sistem ini ditunjang dengan budidaya azolla sebagai pakan alami ikan, dan pemanfaatan sisa rumput taman Celosia sebagai pakan ternak.
Lebih dari itu, warga juga memproduksi pupuk organik dari kencing kambing dan limbah pakan ternak. Kolaborasi dengan Politeknik Lamandau memperluas inovasi ke arah pembuatan pupuk dari cacing, menjawab tantangan kondisi tanah yang kurang subur (jenis Latosol dan Podsolik Merah Kuning) di wilayah tersebut.
Layanan Digital: Aplikasi Satu Menit Jadi (SAMID)
Di bidang pelayanan publik, Desa Sumber Mulya membuat inovasi digital lewat aplikasi Satu Menit Jadi (SAMID). Aplikasi ini memungkinkan warga mengurus berbagai jenis surat secara cepat tanpa perlu antre di kantor desa. Cukup menghubungi staf desa, data dimasukkan ke sistem, dan warga akan dihubungi saat surat selesai.
Komitmen terhadap Kesehatan: Posyandu ILP Pertama di Kecamatan Bulik
Desa Sumber Mulya menjadi desa pertama dan satu-satunya di Kecamatan Bulik yang telah melaksanakan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer). Program ini memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak serta menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sisi kesehatan dasar.
Ekonomi Kreatif: Pilar Baru Kemandirian Desa
Sektor ekonomi kreatif menjadi penggerak penting dalam pembangunan Desa Sumber Mulya. Berikut adalah beberapa potensi unggulan:
🎉 Pariwisata dan Festival
- Sumber Mulya Fest, festival tahunan selama 5 hari, berhasil menghadirkan 16.500 pengunjung dengan perputaran ekonomi mencapai Rp1.237.500.000.
- Destinasi wisata populer seperti: Taman Celosia yang penuh warna dan spot foto ikonik, Kolam Renang Sumber Mulya untuk wisata keluarga, Wisata Alam Bukit Sawa, yang menyuguhkan keindahan lanskap perbukitan.
🏪 Produk BUMDes dan Kewirausahaan
- BUMDes Sumber Mulya mengelola SPBU/POM Bensin, yang menjadi sumber pendapatan asli desa dan memperkuat infrastruktur lokal.
👘 Kriya dan Warisan Budaya
- Batik Lamandau, hasil karya warga dan ibu-ibu pengrajin yang juga mendapatkan pelatihan membatik dari Lembaga Rahmat Lestari.
- Pengrajin topeng tradisional, yang melestarikan seni rupa lokal khas Kalimantan Tengah.
🍽️ Kuliner UMKM Lokal
Berbagai produk khas desa diproduksi oleh UMKM lokal dan ditampilkan dalam festival maupun pasar desa: Bucu Pendem, Nasi Tiwu, Kue Klemben, Peyek Kacang dan Teri, Tingting Taje, Keripik Tempe, Oyek (tiwul kering)
📸 Fotografi dan Galeri Kreatif
Rana Galeri menjadi ruang kreasi dan dokumentasi kegiatan desa, termasuk dokumentasi wisata dan UMKM, serta jasa fotografi untuk pengunjung.
🎭 Seni Pertunjukan Tradisional
Desa Sumber Mulya aktif mengembangkan seni pertunjukan dan budaya lokal, melalui berbagai sanggar dan paguyuban seni, seperti: Jaranan Cindelaras, Jaranan Satrio Manunggal, Jaranan Turonggo Budoyo, Sanggar Tari Sekar Arum dan Karawitan sebagai bagian dari pelestarian musik tradisional.
Kolaborasi Lintas Sektor
Berbagai pihak turut mendukung kemajuan Desa Sumber Mulya, di antaranya: Politeknik Lamandau (pengembangan pupuk cacing dan inovasi pertanian), PKK Desa (pangan sehat),dan Lembaga Rahmat Lestari (pelatihan membatik dan menjahit).
Dengan segala inovasi di berbagai bidang — pangan, teknologi digital, kesehatan, ekonomi kreatif, hingga pariwisata — Desa Sumber Mulya membuktikan diri sebagai desa yang mandiri, tangguh, dan inspiratif.
Sebagai perwakilan Kabupaten Lamandau dalam Lomba Desa Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025, Desa Sumber Mulya bukan hanya memperlihatkan keberhasilan pembangunan, tapi juga menunjukkan masa depan cerah desa berbasis potensi lokal dan gotong royong masyarakat.